{"id":526,"date":"2024-09-30T04:27:00","date_gmt":"2024-09-30T04:27:00","guid":{"rendered":"https:\/\/pt-business-excellence-luminance.com\/?p=526"},"modified":"2024-10-21T00:15:52","modified_gmt":"2024-10-21T00:15:52","slug":"menata-ulang-budaya-korporasi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pt-business-excellence-luminance.com\/news\/menata-ulang-budaya-korporasi\/","title":{"rendered":"Menata Ulang Budaya Korporasi"},"content":{"rendered":"

Menata Ulang Budaya Korporasi<\/strong><\/span><\/p>\n

Oleh: Judika Malau<\/p>\n

Polin memperhatikan bagaimana budaya korporasi di perusahaannya. Sekalipun bisnis berjalan, tetapi masih ada bagian-bagian tertentu dari perusahaan yang belum berjalan sesuai dengan harapan. Pekerja masih melakukan praktek bisnis yang kurang sehat; ada permainan antara pekerja dengan supplaier atau vendor. Masih ada juga pekerja yang kurang puas atas pekerjaannya. Apakah budaya perusahaan bisa diperbaiki?<\/p>\n

POLIN: Bagaimana memperbaiki budaya perusahaan ke arah yang lebih baik?<\/p>\n

Baca juga: Seminar Reshaping Corporate Culture yang Meningkatkan Kinerja Perusahaan Anda<\/a><\/strong><\/p>\n

RADOT: Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan kalau mau memperbaiki budaya korporasi. Minimal unsur-unsur berikut perlu diperhatikan: kepemimpinan, pengaturan dan pengelolaan sumber daya manusia, kebijakan dan sasaran perusahaan, dana, proses bisnis, kepuasan pekerja, kepuasan pelanggan, dampak perusahaan terhadap masyarakat dan pencapaian bisnis dalam produksi dan pendapatan. Unsur-unsur ini perlu ada dalam keseimbangan. Bila hanya satu atau dua saja ditekankan akan ada gangguan dalam proses mencapai sasaran dari perusahaan.<\/p>\n

POLIN: Bagaimana membuat keseimbangan antara elemen yang satu dan yang lain?<\/p>\n

RADOT: Di atas kertas, itu kelihatan mudah, tetapi dalam prakteknya, tidak demikian, khususnya bagi perusahaan yang belum memiliki sarana dan prasarana yang relatif memadai. Di perusahaan atau institusi yang relatif besar sekalipun bisa juga terjadi gangguan; penghasilan dari usaha bisa terganggu atau tidak sesuai dengan harapan.<\/p>\n

Secara garis besar, ada dua hal yang perlu diperhatikan: organisasi secara keseluruhan dan individu. Karena organisasi merupakan kolektifitas dari individu-individu yang bekerja di organisasi- mulai dari pimpinan sampai pada pekerja di posisi yang paling rendah- maka kunci yang paling utama adalah melihat keseimbangan antara sasaran perusahaan dan individu. Bagaimana organisasi melaksanakan aktifitasnya merupakan cermin dari bagaimana individu berpikir dan bertindak. Jadi, kunci utama \u00a0adalah bagaimana individu berpikir dan bertindak.<\/p>\n

POLIN: Bagaimana individu-individu bertindak- itu akan menghasilkan budaya perusahaan.<\/p>\n

RADOT: Singkatnya, dari pemikiran atau ide menjadi tindakan; dari tindakan menjadi kebiasaan; dari kebiasaan menjadi tradisi atau budaya organisasi. Secara teoritis, begitu alurnya. Jadi, individu adalah kuncinya dan pimpinan organisasi atau dewan direksi berada pada urutan pertama. Bila masing-masing individu dari dewan direksi perusahaan memiliki mindset yang relatif baik, maka ini akan berdampak kepada semua pekerja. Sebaliknya, bila pimpinan perusahaan tidak memiliki pola pikir yang relatif baik- ini juga akan berdampak pada pekerja.<\/p>\n

POLIN: Jadi, pimpinan memegang kunci dalam menata ulang budaya perusahaan.<\/p>\n

RADOT: Ya, sekalipun ini akan bergantung pada mindset para pekerja. Hal yang paling mendasar adalah bagaimana pandangan-pandangan para pimpinan, dewan direksi dan pekerja terhadap bisnis- mulai dari sasaran perusahaan, proses bisnis, pengaturan dan pengelolaan pekerja, etika bisnis, dan elemen lain. Ini semua, pada akhirnya, akan membentuk budaya perusahaan.<\/p>\n

Bisa saja pimpinan dan dewan direksi berpikir relatif baik, tetapi pekerja tidak berpikiran demikian. Sebaliknya, pekerja berpikir relatif baik, tetapi pimpinan dan dewan direksi berpikiran berbeda. Dengan kata lain, mindset pimpinan dan dewan direksi relatif sama dengan mindset pekerja sekalipun mindset tidak akan sama persis. Namun, ada kesamaan tujuan dan pengertian di antara pimpinan, dewan direksi dan pekerja ke mana bisnis mau dibawa.<\/p>\n

POLIN: Jadi, baik pimpinan, dewan direksi dan pekerja sama-sama memiliki mindset yang relatif sama bagaimana organisasi mencapai sasaran bisnis termasuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mencapainya.<\/p>\n

RADOT: Di atas kertas, itu kelihatan mudah disebutkan, tetapi saat menjalankan sering terjadi kendala sehingga perlu pimpinan, dewan direksi dan pekerja memahami persoalan mendasar dari setiap elemen dari 9 elemen yang saya sebutkan tadi. Dan salah satu hal terpenting dari individu adalah mindset. Mindset pekerja secara kolektif akan membentuk mindset organisasi.<\/p>\n

–0–<\/p>\n

Luminance menyediakan seminar atau pelatihan Reshaping Corporate Culture (Menata Ulang Budaya Korporasi). Bila organisasi Anda membutuhkan pelatihan\/seminar ini, silahkan menghubungi Luminance di 0813-1141-8800 atau business.excellence.luminance @gmail.com<\/p>\n

Baca juga:<\/strong><\/p>\n