Pandangan yang Keliru tentang Doa
Oleh: Judika Malau
Bila Tuhan telah merencanakan segala sesuatu yang akan terjadi, mengapa harus berdoa? Apakah doa dapat mengubah rencana Allah? Apakah rencana Allah dalam hidup pribadi akan tetap terlaksana sekalipun itu tidak didoakan? Itulah beberapa pertanyaan yang muncul di benak Polin.
POLIN: Bagaimana pandangan Radot tentang hubungan kedaulatan Tuhan dengan doa? Apakah doa dapat merubah kehendak Tuhan?
RADOT: Ada pandangan yang keliru di kalangan orang percaya mengenai doa; seolah-olah doa dapat merubah rencana Allah. Kalau orang percaya berdoa dengan sungguh-sungguh- itu dianggap dapat mengubah rencana Allah. Seolah-olah Tuhan bisa dibujuk untuk menyetujui permohonan lewat doa. Kalau berdoa semalam suntuk di gunung atau di tempat yang jauh dari kebisingan- doa-doa demikian dikira dapat mengubah rencana Allah. Pemikiran demikian ada di kalangan orang yang menyebut dirinya Kristen.
Tidak selalu demikian pesan yang didapat dari Kitab Suci. Ada permohonan yang dikabulkan; ada yang didoakan tidak terjadi. Ada yang tidak diminta terjadi. Ketika mata Simson buta, ia memohon kepada Tuhan agar Tuhan memberikan kekuatan kembali kepadanya untuk membalas perbuatan orang Filistin dan Tuhan menjawab doanya. Paulus berdoa kepada Tuhan agar duri dalam dagingnya dicabut, tetapi permintaannya ditolak oleh Tuhan. Yesus meminta kepada Bapa agar cawan berlalu- itu ditolak oleh Tuhan.
POLIN: Permohonan Yesus kepada Bapa-Nya pun tidak selalu disetujui oleh Tuhan.
RADOT: Saat bangsa Israel masih di padang gurun, Tuhan memberitahu Musa bahwa ia akan membinasakan bangsa Israel dan hanya menyisakan Musa. Musa memohon kepada Tuhan agar Tuhan tidak melakukannya dan permohonan itu dikabulkan. Elia berdoa agar hujan tidak datang di Israel dan itu terjadi. Tiga tahun kemudian, Elia berdoa agar hujan turun dan itu terjadi. Ada permintaan seorang perwira kepada Yesus agar Yesus menyembuhkan hambanya yang sakit- hamba perwira itu sembuh.
POLIN: Ada doa yang dijawab oleh Tuhan; ada doa yang tidak dijawab.
RADOT: Ini tidak berarti bahwa tidak ada prinsip yang menjadi pegangan bagi orang percaya mengenai doa. Kitab Suci menyajikan prinsip-prinsip yang jelas- apa isi doa, bagaimana berdoa, di mana berdoa. Ada teks-teks yang memberikan kepastian bahwa Tuhan menjawab doa-doa yang sesuai kehendak-Nya. Ada juga teks-teks yang mengungkap kenapa doa tidak dijawab oleh Tuhan.
POLIN: Berarti permohonan lewat doa yang sungguh-sungguh tidak selalu terjadi.
RADOT: Ada hubungan antara rencana Tuhan dengan doa. Mungkin, hubungan ini tidak diketahui atau dipahami sebagian orang percaya sehingga muncul pandangan yang keliru tentang doa. Bisa saja kita terobsesi bahwa dengan menggunakan ayat tertentu, maka setiap permohonan akan dijawab. Sebut saja misalnya janji yang berbunyi, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” “Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” Dan masih ada teks-teks lain yang memberi pengharapan bahwa kalau kita berdoa, doa kita akan dijawab oleh Tuhan.
POLIN: Jadi, permohonan tidak selalu dijawab oleh Tuhan, begitu?
RADOT: Itu yang dapat ditangkap dari Kitab suci. Tidak semua permohonan akan dijawab oleh Tuhan sekalipun kita meminta kepada-Nya dengan tulus. Namun demikian, kita tetap diminta berdoa.
POLIN: Sekalipun permohonan tidak akan selalu dikabulkan, kita tetap harus berdoa.
RADOT: Ya. Karena itu kehendak-Nya. Itu yang diinginkan oleh Tuhan dari orang-orang yang percaya kepada-Nya. Sedapat mungkin, orang percaya diminta melakukan kehendak-Nya. Tuhan meminta orang percaya untuk sempurna.
Polin merenungkan kata-kata Radot. “Sekalipun Tuhan tidak selalu menjawab doa, orang percaya tetap diminta berdoa,” kata Polin dalam hatinya. (Bersambung ke Jalan Hidup Setiap Orang Sudah Dirancang Tuhan)
–0–
Baca Juga: