‘Merubah’ Pola Pikir Pekerja

‘Merubah’ Pola Pikir Pekerja

Oleh: Judika Malau

Catatan: Halaman ini adalah sambungan dari halaman ‘Merubah Mindset Karyawan.’

RADOT: Benih dan tanah yang baik- itu dua faktor yang sangat penting dalam perubahan pola pikir. Selain benih yang baik dan tanah yang baik, masih ada faktor lain, yaitu proses pertumbuhan itu. Pada akhirnya, bukan jenis tanah atau benihnya, tetapi siapa yang memberikan pertumbuhan itu yang paling penting.

Kita anggap saja benih atau informasi yang baik dan jenis tanah yang baik adalah dua faktor yang harus ada. Kedua hal ini tidak mudah dikontrol. Bagaimana kita bisa mendapatkan informasi yang baik yang akan kita berikan kepada pekerja? Terus, bagaimana kualitas jenih tanah atau kualitas pekerja? Apakah mereka adalah ‘tanah yang baik’?

POLIN: Dua-duanya tidak mudah didapat.

RADOT: Jadi, kalau kita mau ‘merubah’ pola pikir, mungkin kita bisa mencari benih yang baik dan pekerja dengan kualitas ‘tanah yang baik’. Kita masih mungkin mencari orang yang dapat memberikan pencerahan bagi pekerja dengan kualitas benih yang baik. Kita masih mungkin membuat usaha sebaik mungkin merekrut calon pekerja yang baik sekalipun itu tidak mudah.

POLIN: Jadi, kalau usaha mau berhasil, kita harus memperhatikan ke dua faktor ini.

RADOT: Ya dan tentu masih ada faktor lain. Saya tidak akan membahas faktor lain di sini. Kita mau bahas bagaimana pola itu terbentuk.

Sebut saja misalnya, pekerja yang kita rekrut sudah berumut 25 tahun. Mungkin ada yang sudah berumur 30, 40 atau 50 tahun. Pertanyaan muncul. Bagaimana kita tahu bahwa pola pikirnya sudah baik? Secara lahiriah mereka kelihatan bagus- wajah menarik, kelihatan meyakinkan, curriculum vitae-nya juga baik, tetapi bagaimana kita tahu apakah pola pikirnya baik atau tidak?

POLIN: Penampilan bisa bagus, tetapi dalamnya rusak.

RADOT: Kalau kita mengutip Mazmur Daud, tidak ada orang yang baik. Di hadapan Tuhan, tidak ada yang mencari Allah. Berarti pikiran dan tubuhnya sudah rusak. Dalam istilah lain, semuanya sudah rusak. Agustinus mengatakan  bahwa dosa yang terjadi di dalam sejarah manusia sebagai penyebab kerusakan ini.

POLIN: Jadi, setiap orang tidak baik.

RADOT: Itu fakta. Kitab Suci mengatakan demikian. Jadi, kita harus mengasumsikan bahwa setiap orang tidak baik termasuk kita. Jadi, tidak ada orang yang baik kalau kita mengikuti alur pikiran Agustinus, yang hidup di abad ke 4 dan ke-5.

POLIN: Ini agak sulit saya terima.

RADOT: Kita tidak tahu informasi apa saja yang telah diterima pekerja selama hidupnya. Kalau ia sudah berumur 25 tahun, selama itu informasi telah membentuk pola pikirnya. Makin tua seseorang makin banyak pola yang terbentuk dan makin kuat pola itu. Kemungkinan besar, pola orang yang tua semakin sulit berubah.

POLIN: Makin tua seseorang makin sulit pola pikirnya berubah.

RADOT: Kita dapat memegang asumsi itu karena natur pikiran yang berdosa. Tidak ada orang yang baik ditambah  pendekatan dari Edward de Bono atau Hart.

Confucius mengatakan kalau sampai pada umur 50 tahun tidak ada yang baik seseorang lakukan tidak ada lagi yang baik dapat diharapkan dari dia.

Saya tidak sepenuhnya setuju sama Confucius. Selama nafas masih ada, masih ada kemungkinan terjadi perubahan dalam pikiran seseorang. Namun, apakah ia akan berubah- itu tidak ada di tangannya atau tangan kita. Kita hanya bisa membuat sarana untuk perubahan itu bisa terjadi.

POLIN: Apa yang bisa kita lakukan?

RADOT: Yang bisa kita lakukan adalah memberikan benih yang baik kepada karyawan. Kalau kita sebut benih yang baik itu sebagai informasi, kita memberikan informasi yang baik kepada pekerja. Itu salah satu yang dapat kita lakukan. Kalau kita tidak melakukannya, lambat laun usaha bisa bangkrut. Masalah demi masalah akan terjadi. Atasan bisa stres melihat anak buah yang sikapnya makin tidak baik. Pekerja bekerja tanpa rasa tanggung jawab. Kita tidak perlu heran kalau usaha bangkrut bila benih yang baik tidak diberikan.

Saya tidak mau mengatakan kalau benih yang baik diberikan usaha akan sukses. Masih ada faktor lain, yaitu kualitas manusianya. Apakah benih yang diberikan jatuh di tanah yang baik dan faktor-faktor lain yang mendukung munculnya usaha yang berhasil? Dan masih ada lagi faktor yang paling penting- Siapa yang memberikan pertumbuhan?

POLIN: Jadi, kunci perubahan bukan di tangan manusia.

RADOT: Ya. Perubahan hanya terjadi di atas benih yang baik dan kualitas manusianya dan kunci perubahan ada semata-mata di tangan Tuhan. Namun, Tuhan tidak akan merubah seseorang kalau benih yang baik tidak diberikan dan tanah itu relatif tidak baik. Benih yang baik, tanah yang baik, dan terutama, Tuhan yang memberikan perubahan- inilah beberapa kunci perubahan pola pikir. (Halaman sebelumnya: ‘Merubah’ Mindset Karyawan)

–0–

Baca juga: