Mengapa Berdoa Kalau Rencana Tuhan Tetap Terlaksana?

Mengapa Berdoa Kalau Rencana Tuhan Tetap Terlaksana?

   Oleh: Judika Malau

POLIN: Bila Tuhan sudah membuat rencana bagi hidup manusia dan rencana Tuhan pasti terlaksana, mengapa kita berdoa?

RADOT: Berdoa adalah salah satu perintah Tuhan. Itu adalah kehendak-Nya. Sekalipun Tuhan akan melaksanakan apa yang sudah Ia tetapkan, Tuhan meminta orang percaya berdoa. Berdoalah setiap waktu- itu perintah Tuhan mengenai doa. Yesus sendiri memberikan prinsip tentang bagaimana berdoa. Ia mengajar murid-murid-Nya berdoa dan itu menjadi model doa bagi orang percaya.

Di Kitab Suci, kita dapat mengetahui kisah para nabi dan rasul berdoa. Abraham berdoa, Yakub berdoa, Musa berdoa, Simson berdoa, Daud berdoa, Salomo berdoa, Elia berdoa, Daniel berdoa, Hizkia berdoa, Yesus berdoa, Paulus berdoa, orang-orang Kristen pertama berdoa dan banyak kisah orang-orang suci lain berdoa. 

POLIN: Sekalipun rencana Tuhan pasti terjadi, orang percaya diperintahkan untuk berdoa. Begitu?

RADOT: Begitu pesan yang disajikan Kitab Suci. Tuhan sudah menetapkan sarana dan cara bagaimana sebagian rencananya terjadi, yaitu lewat doa. Sekalipun tidak semua harus didoakan, sebagian yang terkait dengan kehidupan manusia- itu terjadi lewat doa; lewat doa Allah melakukannya.

POLIN: Apakah Tuhan tetap melaksanakan rencana-Nya sekalipun orang percaya tidak berdoa?

RADOT: Ini pertanyaan menarik. Rencana Tuhan tidak akan gagal karena manusia tidak berdoa. Kalau manusia tidak berdoa rencana Tuhan tetap terlaksana. Ia tidak bergantung pada manusia untuk melaksanakan rencana-Nya. Apakah ia meminta manusia berdoa sebelum Ia mencipta langit dan bumi? Tidak, kan? Apakah Ia meminta doa manusia sebelum Ia mencipta manusia? Apakah Ia meminta manusia berdoa sebelum Ia mencipta Hawa? Tidak. Apakah Ia meminta manusia berdoa sebelum Ia menetapkan orang yang akan diselamatkan? Tidak, kan?

Ada peristiwa-peristiwa tertentu di mana tidak dibutuhkan doa. Tuhan melakukan segala sesuatu yang sudah Ia rencanakan dan Ia tidak bergantung kepada doa-doa manusia. Dengan kata lain, ia tidak merubah rencana-Nya karena ada doa-doa orang percaya atau karena tidak ada doa-doa orang percaya.

POLIN: Sekalipun Tuhan mengetahui apa yang akan terjadi dalam hidup orang percaya, orang percaya harus tetap berdoa. Begitu?

RADOT: Tuhan tahu apa yang akan terjadi pada hidup orang percaya. Ia tahu kapan seorang lahir menikah, mati dan apa yang akan terjadi secara rinci dalam kehidupannya. Semuanya ada dalam rencana Tuhan termasuk kesulitan-kesulitan, kemudahan yang akan dialami, dan yang lain- itu semua ada dalam rencana Tuhan. Namun demikian, orang percaya tetap harus berdoa kepada-Nya sekalipun Tuhan tahu apa yang dibutuhkan orang percaya.

POLIN: Bukankah itu kelihatan kontradiktif? Bila Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi, mengapa orang percaya berdoa? Bukankah itu aktifitas yang sia-sia?

RADOT: Berdoa adalah kehendak Dia. Itulah salah satu alasan mengapa orang percaya berdoa. Tadi sudah saya katakan bahwa Tuhan telah menetapkan sarana dan cara bagaimana rencana-Nya akan terlaksana, yaitu lewat doa. 

Orang percaya sering melihat hal-hal yang kelihatan. Kalau ia butuh uang, ia berdoa; kalau ia sakit, ia berdoa agar disembuhkan; kalau ia sedang galau, ia berdoa; kalau ia sedang punya masalah, ia berdoa. Sering orang percaya berdoa hanya untuk memenuhi kebutuhannya.

POLIN: Apakah sikap berdoa demikian salah?

RADOT: Tidak salah juga. Tidak sulit bagi Tuhan menjawab doa-doa orang percaya yang memanggil nama-Nya. Ia mencipta langit dan bumi. Ia mencipta planet-planet yang ada di angkasa dan galaksi-galaksi yang ada di atas sana. Ia memelihara itu semua agar tidak jatuh. Ia mencipta mahluk yang hidup di air dan darat. Ikan, sapi, ayam, lele, kambing, domba, apel, anggur, pisang, nenas, dan mangga, rambutan, dan pohon-pohon lain yang buahnya bisa dimakan manusia- itu Ia pelihara.

Tidak sulit bagi Tuhan mengirimkan bantuan kepada orang percaya. Masih ingat ketika bangsa Israel meminta daging. Mereka bosan dengan manna dan meminta daging. Tuhan mengirimkan burung puyuh kepada bangsa Israel. Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki tidak termasuk anak dan perempuan hanya dengan 5 roti dan dua ikan. Ia membuat air jadi anggur. Ia menyembuhkan penyakit. Ia membuat orang yang lumpuh bisa berjalan. Ia membuat mata orang buta melihat.  Ia membangkitkan orang mati seperti Lazarus.

POLIN: Mengapa Tuhan tidak melakukan kepada orang-orang percaya apa yang mereka minta?

RADOT: Ini yang menarik. Permintaan orang percaya mungkin saja belum waktunya dilaksanakan atau itu tidak ada dalam rencana-Nya. Ia tidak mengubah rencana-Nya hanya karena ada permintaan mendesak dari orang percaya lewat doa. Kalau kehendak manusia itu tidak ada dalam kehendak Allah- itu tidak akan terjadi. Hanya permohonan yang sesuai dengan kehendak-Nya yang akan terjadi.

Masih ingat ketika Ibu Yesus, Maria, memberi tahu kalau pemilik pesta di kota Kana kekurangan anggur? Apa kata Yesus, “Waktuku belum tiba.” Beberapa waktu kemudian, Yesus membuat air menjadi anggur. Ketika Yesus diberi tahu bahwa Lazarus mati, Ia tidak langsung membuat mujizat. Ia biarkan lewat 2 hari. Setelah itu, Yesus melakukan mujizat. Ia membangkitkan Lazarus dari kematian. 

POLIN: Menarik kenapa Tuhan meminta orang percaya berdoa, tetapi tidak selalu menjawab doa-doanya dengan segera.

–0–

Baca Juga: