Butuh Investor Valid, tetapi Takut Mendengar Istilah Uang di Depan

Butuh Investor Valid, tetapi Takut Mendengar Istilah Uang di Depan

Oleh: Judika  Malau

Salah satu hal yang menakutkan pemohon pendanaan adalah mendengar istilah uang di depan. Pemohon biasanya langsung mengurungkan niat untuk mencari pendana.

Seandainya pemohon berpikir rasional, ia relatif mudah mendapatkan pendana kalau diasumsikan persiapan proyeknya matang- proposal menarik, data lengkap, perhitungan akurat, tidak ada unsur penipuan dan memiliki mental pengusaha. Bila persyaratan ini dimiliki oleh pemohon, tidak sulit mendapatkan pendana yang valid. Namun, itu tidak terjadi karena sudah takut mendengar istilah ada-uang-di-depan.

POLIN: Mengapa banyak pemohon takut mendengar istilah uang di depan?

Baca juga: Seminar Project and Business Financing

RADOT: Ini menyangkut mindset. Bila pola pikir tentang bisnis, waktu, dan uang sudah salah, sikap kuatir mengenai uang adalah konsekuensinya. Setiap orang tidak mau kehilangan uang. Jadi, seseorang harus hati-hati agar tidak ditipu.

Berpikir rasional tidak mudah. Ketika topiknya tentang uang, berpikir rasional bisa tersisih. Sikap berbeda muncul kalau sudah membicarakan uang. Saat ada yang menawarkan jasa yang belum pasti ada hasilnya dan pemohon harus mengeluarkan uang lebih dulu- ini tidak mudah diterima.

POLIN: Tidak mudah mengeluarkan uang kalau hasilnya belum pasti.

RADOT: Kalau kita bertemu langsung dengan pendana, ada kemungkinan biaya ini tidak ada. Ada investor yang tidak menerapkan biaya-biaya di depan.

Sekalipun kita bertemu langsung dengan pendana, tetap ada biaya yang akan dikeluarkan oleh pendana untuk mempelajari dan menganalisa apakah permohonan pendanaan masuk akal atau tidak.

Untuk mempelajari proposal, melihat data, menginterview pemohon, dan mengunjungi lokasi proyek- ini memerlukan tenaga, waktu, dan uang. Mau mempersiapkan kontrak perlu pengacara. Tidak ada pengacara yang gratis.

Bagaimana investor membuat keputusan kalau ia tidak mempelajari data dan tidak melihat lokasi proyek? Untuk tugas-tugas ini uang keluar. Siapa yang memikul biaya ini?

POLIN: Untuk semua hal uang dibutuhkan.

RADOT: Ada investor yang menerapkan biaya administrasi sampai miliaran rupiah dan pendananya sudah pasti. Untuk mengajukan permohonan pendanaan ke investor tipe ini, pemohon harus memberi bukti bahwa ia mempunyai dana untuk membayar biaya administrasi ini. Bila tidak, investor itu tidak mau menindaklanjuti permohonan itu.

POLIN: Tidak mudah bertemu dengan investor yang valid.

RADOT: Di sini muncul peran penghubung atau mediator. Namun, mediator beragam. Ada yang serius; ada yang tidak serius.

Mediator yang serius mempunyai link ke investor valid. Ada mediator yang masih berhubungan dengan mediator lagi, bukan pendana riil. Masih ada juga yang berlagak mediator, tetapi tidak mempunyai investor.

Pemohon harus belajar bagaimana mengenal investor atau mediator rill. Kalau ia tidak mempunyai kemampuan itu, kemungkinan ia tidak akan mendapatkan investor valid.

Kalau pemohon bertemu dengan mediator professional, pemohon mengikuti saja prosedur dan skema investor. Mediator professional akan mengatakan skema dan prosedurnya. Ia tidak akan menindaklanjuti proposal permohonan bila peluang untuk disetujui pendana kecil.

POLIN: Menemukan mediator professional juga tidak mudah.

RADOT: Selalu ada mediator yang professional. Kalau proyek masuk kriteria investor, kalkulasi keuntungan ada dan tidak ada unsur penipuan, pemohon mengikuti saja apa prosedur dari investor atau mediator dan tetap waspada.

Mediator professional tidak akan menjamin apakah permohonan pendanaan akan disetujui investor atau tidak. Mediator bukan pengambil keputusan. Ini perlu dipahami pemohon.

Tanpa ada survey, analisa data, dan interview, sulit pemohon pendanaan mendapatkan investor. Kalau pemohon mempunyai proyek sangat bagus, data lengkap, ada nilai proyek dan itu semua dilakukan dengan analisa yang objektif, kecil kemungkinan permohonan pendanaan gagal; 99% akan sukses.

Bila data tidak benar, data tidak valid, perencanaan proyek tidak matang apalagi kalau ada unsur penipuan- pemohon akan takut mengeluarkan uang.

Berani mengeluarkan uang di depan- itu dapat menjadi bukti bahwa permohonan pendanaan itu riil. Kalau masih takut, ada masalah dalam mindset. (JM)

–0–

Baca juga: