Apakah Manusia Mempunyai Kehendak Bebas?
Oleh: Judika Malau
Ringkasan:
Manusia tidak mempunyai kehendak bebas; kehendaknya bergantung pada kondisi pikirannya. Karena pikiran manusia sudah mengalami kerusakan, kehendak manusia mengikuti kondisi pikirannya.
–0–
Baca juga: Seminar Growth Mindset
POLIN: Apakah ada kehendak bebas manusia?
RADOT: Itu pertanyaan menarik, Polin. Apakah manusia dapat menentukan jalan hidupnya? Apakah manusia dapat memastikan ia akan berumur panjang, menduduki jabatan tinggi di perusahaan atau pemerintahan atau sukses dalam hidupnya? Apakah ia dapat melaksanakan apa yang ia rencanakan?
Bila kita merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas, sekilas kita tahu bahwa kita tidak dapat melakukan itu semua. Kita tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan apa yang kita rencanakan. Keinginan kita belum tentu bisa kita laksanakan. Tentu, ada keinginan kita yang terlaksana, tetapi apakah semua keinginan kita bisa terlaksana?
POLIN: Apa yang kita rencanakan tidak selalu terjadi. Manusia Mempunyai Kehendak Bebas
RADOT: Kalau kita dapat melakukan apa yang kita inginkan, kita pasti sukses. Mayoritas manusia menginginkan sukses, kaya, atau terkenal. Banyak orang ingin mempunyai jabatan tinggi. Namun demikian, berapa orang yang dapat mencapai posisi puncak? Berapa orang yang dapat menjadi wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat? Berapa orang yang dapat menjadi presiden, menteri dan posisi penting lainnya di pemerintahan? Semakin tinggi jabatan semakin sedikit yang dapat mencapainya. Berapa orang yang bisa kaya? Berapa orang yang dapat terkenal? Apa yang diinginkan oleh banyak orang tidak selalu terjadi. Kita tidak memiliki kehendak bebas.
Bila kita tambah daftarnya, berapa orang yang mau menambah pengetahuan? Berapa orang yang mau membaca buku? Berapa orang yang mau berolah raga? Berapa orang yang mau menjaga pola makan? Berapa orang yang mau belajar bicara atau menulis? Kita dapat menambah yang lain dan daftarnya bisa panjang.
POLIN: Hanya sedikit yang mencapai jabatan tinggi; sedikit yang sukses; sedikit yang kaya; sedikit yang mau terus belajar; sedikit yang mau membaca buku; sedikit yang mau menulis buku.
RADOT: Istilah free will datang dari filosof Yunani kuno. Ini pertama kali diperkenalkan oleh Plato, kemudian diteruskan oleh Aristoteles. Menurut Plato, kehendak dapat membuat pilihan. Kehendak bebas memilih apa yang ditawarkan oleh rasio dan indera.
Namun, bagi Plato, indera tidak dapat dipercaya. Apa yang pernah kita lihat tidak selalu kita ingat. Apa yang pernah kita dengar tidak selalu dapat kita ingat. Dengan alasan ini, indera tidak dapat dipercaya. Hanya rasio yang dapat dipercaya. Jadi, kehendak untuk memilih bergantung pada apa yang ditawarkan rasio sedangkan apa yang ditawarkan oleh indera cenderung ditolak oleh kehendak. Namun, Plato tidak menjelaskan bagaimana kehendak menentukan pilihan antara yang ditawarkan oleh rasio dan yang ditawarkan oleh indera. Manusia Mempunyai Kehendak Bebas
POLIN: Tidak jelas bagaimana kehendak memilih antara yang ditawarkan oleh rasio dan indera dalam filsafat Plato.
RADOT: Kehendak adalah kemampuan untuk membuat pilihan, tetapi yang menawarkan pilihan adalah rasio. Rasio memberikan pilihan-pilihan kepada kehendak. Rasio memberikan pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan informasi yang ia terima. Namun, rasio juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Ada keinginan daging, keinginan mata, keinginan hati dan filsafat dunia. Masih ada juga faktor dari luar diri- Iblis dan Tuhan. Kehendak mempunyai pilihan dan pilihan itu bergantung pada motif yang paling kuat yang mempengaruhi kehendak. Dan motif yang paling kuat ini bergantung kepada kondisi orang per orang- logika rasio, dorongan emosi, bisikan penggoda dan kuasa Roh Kudus dan yang lain, tergantung dari apa yang paling dominan dalam hidupnya.
POLIN: Kehendak tidak mutlak bebas.
RADOT: Kehendak tidak berdaulat. Ia bergantung kepada rasio. Rasio bergantung kepada informasi yang ia terima dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Namun demikian, rasio bermasalah. Rasio sudah rusak. Tidak ada orang yang baik. Tidak ada orang yang mencari Allah. Kecenderungan hati manusia adalah jahat. Itulah kondisi manusia. Jadi, kehendak manusia bergantung pada kondisi rasio.
Karena rasio sudah rusak, kehendak mengikuti natur rasio yang menawarkan pilihan kepadanya. Karena rasio sudah rusak dan hati manusia jahat, maka hanya yang jahat yang bisa ditawarkan oleh rasio kepada kehendak dan hanya itu yang akan dipilih oleh kehendak.
POLIN: Rasio sudah rusak; kehendak juga sudah rusak. Manusia Mempunyai Kehendak Bebas
RADOT: Rasio hanya bisa menawarkan yang jahat. Ini tidak berarti bahwa kehendak dapat bebas memilih. Sekalipun rasio menawarkan yang jahat, masih ada kekuatan lain yang mempengaruhi kehendak; yaitu Tuhan. Sekalipun manusia mempunyai rencana, keputusan Tuhan yang akan terlaksana; manusia dapat memikirkan langkah-langkahnya, tetapi Tuhan yang menentukan langkahnya. Jadi, kehendak manusia tidak bebas’. Kehendak manusia tidak berdaulat. Manusia tidak dapat menentukan jalan hidupnya.
–0–
Baca juga: