Apa Itu Berpikir Filsafat (Bag. 1)
Oleh: Judika Malau
Istilah Filsafat
RADOT: Istilah Filsafat bukanlah istilah yang umum bagi masyarakat. Istilah ini juga jarang didengar di sekolah SMP atau SMA. Siswa belajar Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Agama, Pendidikan Budi Pekerti, Kewarganegaraan, Pendidikan Moral Pancasila, dan Seni, tetapi bukan Filsafat. Di perguruan tinggi pun, mata kuliah Filsafat tidak didapat. Kalaupun ada, ini hanya bagi mahasiswa yang mengambil jurusan Hukum, Sosial, Sejarah, Filsafat atau Teologi.
POLIN: Menarik mengapa Filsafat tidak diajarkan kepada semua mahasiswa.
RADOT: Istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophy, philo dan sophia. Philo adalah mencintai; sophia adakah bijaksana. Philosophy berarti mencintai kebenaran atau bijaksana.1 Jadi, berfilsafat, pada dasarnya, adalah mencari kebenaran. Dan berpikir filosofis berarti berpikir untuk menemukan kebenaran yang mendasari setiap tindakan; apa prinsip dibalik tindakan seseorang.
POLIN: Berpikir filosofis adalah berpikir untuk mencari kebenaran.
RADOT: Berfilsafat, pada intinya, adalah bertanya.2 Kata tanya yang sering yang digunakan adalah bagaimana dan mengapa tergantung kepada topik yang dibahas. Kadang kata tanya apa juga digunakan. Kalau dalam percakapan sehari-hari, kata tanya yang sering digunakan adalah apa, di mana, kapan, dan siapa. Kata bagaimana dan mengapa jarang digunakan.
POLIN: Berfilsafat adalah bertanya. Ini menarik.
Substansi Berfilsafat Dialami Setiap Orang
RADOT: Walaupun istilah Filsafat tidak biasa didengar, substansi istilah ini sering dialami. Orang yang beranjak remaja akan mengalaminya karena pikirannya mulai makin berkembang. Ketika ia misalnya, sedang jatuh cinta, ide-ide yang menarik bisa muncul, yang membuat dirinya hanyut dalam impian. Seorang anak gadis mungkin membayangkan ia dapat menikah dengan pemuda yang ia cintai. Bisa juga gadis lain bertanya mengapa ia mencintai seseorang dan orang yang ia cintai tidak mencintainya.
Ketika seorang remaja sedang jatuh cinta pada orang lain, tidak selalu ada gayung bersambut. Misalnya, Lisa mencintai si Bobby, tetapi Bobby bisa saja tidak mempunyai perasaan cinta terhadap Lisa. Lisa pun bisa bertanya pada dirinya kenapa Bobby tidak suka pada dirinya. Ketika ia memeriksa kriteria cinta, seharusnya Bobby mencintainya. Begitu pikir Lisa. Muncul dialog dalam diri Lisa kenapa ia tidak dicintai oleh si Bobby. Itu salah satu contoh substansi Filsafat dapat dirasakan.
POLIN: Berfilsafat adalah bertanya tentang hal-hal yang kelihatan abstrak.
RADOT: Kasus lain misalnya, si Nuni yang sedang jatuh cinta dengan si Bambang. Mereka melakukan hubungan di luar nikah dan Nuni pun hamil. Makin lama perut Nuni makin besar. Muncul pergulatan. Muncul pertanyaan dalam diri Nuni. Apakah ia harus melakukan aborsi atau tidak? Mungkin Nuni berpikir bahwa janin dalam kandungannya adalah manusia. Ia bisa juga berpikir tidak patut membunuh bayi dalam kandungan. Kalau misalnya, ia berpikir untuk menikah, ia masih remaja. Kalau misalnya Lisa mengajak Bambang menikah, Bambang mungkin akan menolak atau Bambang tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya. Ketika ada ide melakukan aborsi dalam diri Nuni, bisa muncul pergulatan. Apakah ia akan membiarkan bayi itu hidup tanpa ayah atau tidak? Pada saat ia mempertimbangkan keputusan ia sedang berfilsafat. Ia sedang mencari kebenaran atau alasan mendasar atas keputusan yang akan ia ambil.
POLIN: Mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran- ini berfilsafat.
RADOT: Contoh lain misalnya, Alex mempunyai pacar dan pacar Alex meminta Alex untuk menikah sedang Alex dan pacarnya mempunyai keyakinan yang berbeda. Alex dan pacarnya saling mencintai. Ketika Alex mau mempertimbangkan untuk menikah, Alex memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Mungkin Alex berpikir untuk berganti agama. Alex bertanya apakah tindakannya benar? Apakah Alex harus mengganti agama agar Alex dapat menikah dengan pacarnya? Atau apakah Alex membiarkan cintanya tidak berlanjut dalam pernikahan karena perbedaan agama? Pergumulan seperti ini bisa muncul. Ketika Alex memikirkan keputusan dan konsekuensinya- Alex sedang berfilsafat.
Contoh lain lagi, apakah sebuah negara harus berbentuk demokrasi agar negara itu lebih baik? Apakah negara dengan bentuk kerajaan atau otoriter lebih baik? Apakah sistem negara tertentu atau yang lain lebih baik dari sistem negara kesatuan seperti Indonesia? Apakah sistem yang baru akan membuat negara lebih baik atau malah membuat negara semakin terpuruk?
POLIN: Berfilsafat itu penting.
RADOT: Dalam diskusi Filsafat, isu yang dipersoalkan para filosof adalah hal-hal mendasar tentang hidup, tentang kebenaran. Apa prinsip yang mendasari seseorang sehingga ia mengambil tindakan tertentu, yang sangat krusial dalam hidup? Yang menjadi bahan pertanyaan bagi filosof adalah kebenaran yang mendasari setiap tindakan seseorang, kelompok, masyarakat atau pemerintah.
POLIN: Perlu menanyakan mengapa kita melakukan tindakan tertentu. Ini berfilsafat. (Bersambung ke halaman Pentingnya Pengetahuan Filsafat)
–0–
Baca juga:
- Pentingnya Pengetahuan Filsafat (Apa Itu Berpikir Filsafat (Bag. 2))
- Jadwal Pelatihan Jakarta
- Merubah Pola Pikir Pekerja