Pentingnya Pengetahuan Filsafat
Oleh: Judika Malau
Catatan: Halaman ini adalah sambungan dari halaman Apa Itu Berpikir Filsafat
RADOT: Karena dalam menemukan blue print hidup akan sering bertemu dengan soal-soal yang hakiki, mau tidak mau, berpikir filsafat tidak dapat diabaikan. Sudah tentu, ini kelihatan asing karena masyarakat tidak umum menggunakan istilah itu. Namun, substansi dari berpikir filsafat dialami oleh hampir setiap orang. Bahkan anak SD sekalipun bisa masuk ke ranah susbtansi Filsafat ketika ia diperhadapkan pada pertanyan-pertanyaan yang sangat mendasar.
Substansi Filsafat akan semakin terasa saat ada momen yang krusial. Orang mencoba mencari jawaban kenapa seseorang mengalami sesuatu yang tidak seharusnya ia alami? Kenapa seseorang harus melakukan tindakan tertentu? Apa yang mendasari tindakannya? Inilah yang ingin diketahui filosof.
POLIN: Anak-anakpun mungkin bisa berfilsafat.
Baca Juga: Seminar Habits of the Mind, Meningkatkan Kemampuan Membuat Keputusan
RADOT: Sekalipun dalam Filsafat banyak bertanya, pertanyaan yang diajukan dalam Filsafat bukanlah pertanyaan-pertanyaan yang biasa. Filosof tidak akan bertanya berapa harga rumah, berapa harga mobil, berapa kecepatan mobil yang dibeli, berapa gaji seseorang, atau di mana seseorang bekerja. Filosof juga tidak bertanya berapa anak seseorang, kapan seseorang menikah, berapa anak yang akan ia miliki. Ini bukan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan filosof. Filosof juga tidak akan bertanya sudah ke mana saja seseorang pergi keluar negeri atau siapa sosok yang paling mempengaruhinya. Filosof juga tidak akan bertanya apa keyakinan seseorang.
POLIN: Apa yang ditanyakan dalam filsafat?
RADOT: Sekalipun jawaban-jawaban atas pertanyaan di atas adalah hal umum, tetapi bukan ini yang dikejar oleh filosof. Filosof lebih tertarik kepada prinsip atau falsafah yang mendasari sebuah tindakan. Ia bisa bertanya tentang hal-hal yang bersifat spekulatif. Misalnya, soal kematian, Tuhan, atau etika. Apa saja yang menyangkut prinsip- apakah itu benar atau tidak- ini yang menjadi bahan kajian dari filosof.
POLIN: Kematian, Tuhan, etika- ini beberapa topik dalam Filsafat.
RADOT: Untuk membuat Filsafat lebih mudah dipahami, filosof tidak tertarik berapa banyak uang seseorang atau berapa besar kekayaannya? Ia mungkin akan bertanya prinsip apa yang seseorang miliki sehingga ia memiliki harta sebanyak yang dimiliki saat ini. Kalau misalnya, ia mengatakan prinsip yang digunakan atau falsafah tertentu dalam mengumpulkan harta, filosof akan banyak bertanya tentang seputar prinsip itu.
POLIN: Filsafat tidak tertarik tentang berapa banyak yang dimiliki seseorang.
Filsafat & Teologi
RADOT: Kalau mau diselidiki lebih jauh, topik-topik yang dibahas oleh Filsafat tidak jauh beda dengan topik-topik yang dibahas oleh tokoh agama. Hampir sama topik yang dibahas, tetapi metode untuk mengetahui kebenaran mengenai topik-topik itu berbeda. Agama sudah memiliki prinsip-prinsip tentang sesuatu. Katakan saja misalnya, soal kematian. Ada yang menyebutkan bahwa orang yang mati akan masuk surga atau neraka. Ada lagi yang menyebutkan bahwa orang yang mati akan hidup kembali. Agama mengatakan bahwa kebenaran adalah apa yang disebut di Kitab Suci. Agama mengatakan bahwa Allah itu ada dan menyebutkan karakater atau sifat-sifat Allah.
Filsafat mencoba menyelidiki seperti apa itu Allah? Filosof akan bertanya apa itu kebenaran? Apakah kebenaran itu bisa berubah? Apakah Allah bisa berubah? Apakah Allah itu baik? Apakah Allah mencipta seluruh isi dunia? Bila Allah mencipta seluruh isi dunia, kenapa ada kejahatan? Ini pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditelusuri atau dicari tahu oleh filosof.
POLIN: Topik yang dibahas dalam Filsafat dan agama relatif sama.
RADOT: Filosof mencoba mencari jawaban atas pertanyaan hakiki atau mendasar dalam hidup. Ia akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga pengertian tentang apa yang dimaksud dengan istilah tertentu jelas. Mereka akan mencari jawaban sejelas mungkin. Ada kemungkinan mereka tidak akan menemukan jawaban atas pertanyaan mereka. Sedangkan agama atau Teologi akan mencoba memberi jawab atas apa yang ditanya filosof. Bila diringkas, filosof bertanya teolog menjawab.
POLIN: Filosof bertanya teolog menjawab.
RADOT: Satu hal yang menarik dari diskursus filsafat adalah bahwa tidak selalu ada kesepakatan tentang apa jawaban dari sebuah pertanyaan. Bila seorang filosof bertanya tentang apa itu kebenaran atau siapa Allah, jawaban para teolog tidak selalu berarti diterima. Teolog bisa saja memberi jawaban dengan memberikan referensi yang sah atau autentik, tetapi jawabannya tidak selalu membuat filosof dapat menerimanya. Jawaban yang rasional atau yang benar tidak selalu berarti dapat membuat filosof menerima atau meng-yakan. Bisa saja ia menerimanya dalam hati, tetapi mungkin ia tidak mengungkapnya secara terbuka di publik sebab kalau ia menerima jawaban, ia berhenti jadi filosof.
POLIN: Tidak selalu ada jawaban dalam Filafat.
RADOT: Dalam diskusi isu-isu Filsafat tidak selalu berujung ada kesepakatan. Apalagi masih ada ego di antara filosof maupun teolog. Masih ada lagi faktor-faktor di luar diri manusia. Kemampuan menerima kebenaran yang sejati bukan ada di tangan manusia. Ada faktor di luar manusia yang berperan. Bila ada seseorang menangkap makna dari kebenaran- ini semata-mata bukan karena kemampuannya. Ada Sosok lain yang membuat seseorang dapat memahami sesuatu.
Namun demikian, filosof membantu siapa saja yang mencoba memahami inti persoalan dari topik yang dibahas Filsafat. Dengan kata lain, siapa saja yang ingin mengetahui apa itu kebenaran dalam berbagai isu dalam hidup manusia, Filsafat dapat membantunya sampai tingkat tertentu. Orang dapat melihat sudut pandang lain tentang sebuah isu yang cukup santer, populer atau sedang hangat di bahas di masyarakat.
POLIN: Filafat adalah alat bantu untuk memahami kebenaran.
Buku Pegangan
RADOT: Buku tentang Filsafat yang cukup baik tidak mudah ditemukan di toko buku. Topik Filsafat begitu luas. Seandainya ada satu filosof mau mencoba menjelaskan topik dalam Filsafat, ini akan menghabiskan ratusan halaman. Kalau pun ada, buku-buku yang ditawarkan di toko buku biasanya langsung mengupas topik tertentu. Jarang ada buku pegangan yang menyajikan prinsip-prinsip yang mendasar tentang bagaimana berfilsafat.
Salah satu buku yang mungkin dapat membantu mengenal lebih banyak apa itu Filsafat adalah buku Sophie’s World, yang ditulis oleh Jostein Gaarder dari Norwegia. Buku ini didisain untuk anak-anak remaja, sebuah buku yang sangat menarik dan sudah terjual jutaan exemplar sejak buku itu diterbitkan. Buku ini membantu siapapun untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang apa itu Filsafat dan siapa-siapa saja yang memberi kontribusi pada Filsafat di sepanjang sejarah.
POLIN: Saya sudah membaca Sophie’s World (Dunia Sophie).
RADOT: Buku lain yang relatif bagus adalah buku Introduction to Philosophy yang ditulis Norman L. Geisler. Buku ini lebih terstruktur dalam menjelaskan apa itu Filsafat, tetapi tidak membahas lebih dalam soal filsafat-filsafat perorangan. Penulisnya mencoba mengklasifikasikan topik-topik dalam Filsafat dan menyebutkan nama yang terkait dengan topik Filsafat tertentu. Yang menarik dari buku ini adalah penulis mencoba memberikan pandangan Kristen terhadap isu Filsafat yang dibahas tersebut sehingga pembaca tidak kehilangan pegangan atas apa yang benar sekalipun para filosof memberikan pandangannya terhadap isu yang dibahas.
–0–
Baca juga: