Mengapa Kejahatan Ada dalam Dunia Bisnis: Sebuah Perspektif Filsafat
Oleh: Judika Malau
Mengapa Kejahatan Ada di Dunia ini?
Pertanyaan tentang mengapa kejahatan hadir di dunia ini sudah lama muncul dalam sejarah manusia. Sekalipun pertanyaan ini baru eksis dalam sejarah filsafat di era filosof Socrates (470-399 BC), pertanyaan ini sudah muncul jauh sebelum abad ke-5 sebelum Masehi. Bahkan pertanyaan ini mungkin sudah muncul sejak kejahatan itu hadir di dunia.
Baca Juga: Seminar Habits of the Mind, Meningkatkan Kemampuan Membuat Keputusan
Menjawab Teka Teki
Manusia mencoba menjawab teka teki ini. Plato (428-347 BC), seorang filosof Yunani, memberi jawaban. Menurut Plato, kejahatan muncul karena adanya pertemuan yang baik dan yang jahat dalam diri manusia. Jiwa manusia adalah sesuatu yang baik sedangkan tubuh, karena bersifat materi, merupakan sesuatu yang jahat. Karena kedua unsur ini bertemu dalam diri manusia- itulah yang mengakibatkan munculnya segala bentuk kejahatan dalam diri manusia dan dunia ini. Selama jiwa dipenjara oleh tubuh selama itu pula manusia tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.
Kebahagiaan baru diperoleh kalau jiwa berpisah dari tubuh. Dengan kata lain, kebahagiaan hanya ditemukan lewat kematian saat jiwa bersatu dengan Logos (Kebenaran) yang besar di mana kebahagiaan abadi ada. Kekayaan termasuk pencapaian, prestasi apapun atau ketenaran di dunia- ini semua tidak mampu membuat manusia bahagia. Begitu menurut Plato.
Jawaban dari Dunia Timur
Jawaban kedua datang dari dunia Timur. Menurut pandangan ini, kebaikan dan kejahatan selalu ada secara bersamaan. Kemungkinan pandangan ini datang dari pengaruh agama Hindu atau agama Buddha. Dalam ajaran agama Hindu atau Buddha, ada pemikiran bahwa kejahatan dan kebaikan ada secara bersama-sama. Kejahatan dan kebaikan selalu ada dan akan selamanya ada.
Jawaban ketiga datang dari kalangan pengikut agama, khususnya agama yang percaya kepada adanya satu Tuhan seperti agama Yahudi, Kristen dan Islam. Dalam Kitab Suci, disajikan jawaban terhadap teka teki munculnya kejahatan sekalipun konsekuensi jawaban itu bisa mengundang banyak pertanyaan.
Pandangan Kalangan Penganut Agama
Menurut pandangan pengikut agama yang percaya akan adanya satu Tuhan, kejahatan muncul akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Adam, manusia pertama. Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, yang kadang diinterpretasikan sebagai buah kuldi. Konsekuensi pelanggaran adalah kematian rohani dan phisik. Bila manusia memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu, ia dan keturunannya berpisah dari Allah dan mengalami kematian phisik.
Akibat pelanggaran manusia, kejahatan hadir dalam diri manusia- mulai dari menyalahkan orang lain, membunuh manusia, menipu berzinah, mencuri, dan berbohong dan beragam turunan dari perbuatan jahat. Akibat pelanggaran berimbas juga pada alam dan relasi antara manusia dan Tuhan. Alam mengalami perubahan natur dan tidak lagi bersahabat dengan manusia. Manusia harus berkeringat mencari makanannya. Manusia juga harus berpisah dari Tuhan.
Pertanyaan yang Mengusik
Muncul pertanyaan. Mengapa manusia melanggar perintah Tuhan? Apakah Tuhan tidak mengetahui bahwa manusia akan melanggar perintah-Nya? Mengapa Tuhan mencipta manusia kalau Tuhan tahu bahwa manusia akan melanggar perintah-Nya? Mengapa Tuhan tidak menghentikan manusia dari pelanggaran sehingga tidak muncul kejahatan dan penderitaan yang dirasakan manusia dan generasi sesudahnya? Mengapa Tuhan membiarkan manusia membuat keputusan yang berakibat pada kejahatan dan penderitaan yang dialami manusia? Apakah Tuhan tidak mampu mengontrol manusia yang Ia cipta?
Disebutkan bahwa manusia pertama memiliki kehendak bebas untuk memilih yang baik atau yang jahat. Bila dikatakan bahwa kejahatan datang dari inisiatif manusia, apakah Tuhan terlibat dalam menghadirkan kejahatan dalam diri manusia? Apakah Tuhan memberi kebebasan kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya? Mengapa Tuhan memberikan kebebasan demikian? Bila manusia adalah pencetus awal dari kejahatan, mengapa Tuhan mencipta manusia dengan kemungkinan melakukan kejahatan?
Kesimpulan
Bila kita mengasumsikan bahwa Tuhan berkuasa dan berdaulat penuh atas kehidupan manusia dan dunia ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa manusia pertama adalah awal dari kejahatan yang terjadi di dunia. Namun demikian, munculnya kejahatan dalam diri manusia dan dunia ini tidak lepas dari kehendak Tuhan. Tuhan mengizinkan kehadiran kejahatan di dunia ini sekalipun dalam pelaksanaannya Tuhan tidak melakukannya secara langsung. Tuhan mengizinkan kejahatan muncul dalam diri manusia sekalipun ini menyisakan misteri bagi manusia. (JM)
–0–
Baca juga: