Menata Ulang Budaya Organisasi

Menata Ulang Budaya Organisasi

Oleh: Judika Malau

Perlukah menata ulang budaya organisasi? Bagi organisasi yang belum teratur dan terarah, jawaban sederhana: perlu. Seperti manusia yang eksis dengan tujuan tertentu, demikian juga organisasi. Setiap organisasi, mempunyai tujuan. Paling tidak, pendirinya mempunyai pemikiran tentang alasan pendirian sebuah organisasi.

Sebuah organisasi yang didirikan tanpa pemikiran serius lambat laun tidak berkembang seperti yang diharapkan. Organisasi mungkin eksis, tetapi eksis begitu saja tanpa memberi dampak yang berarti kepada orang lain atau masyarakat.

Namun, organisasi yang didirikan dengan tujuan tertentu akan memberikan dampak tertentu kepada orang lain. Ada progress kemajuan yang terlihat dalam Key Performance Indicator (KPI) yang telah dirumuskan.

Baca juga: Seminar Reshaping Corporate Culture Meningkatkan Kinerja Perusahaan Anda

Tujuan organisasi beragam- mulai dari tujuan yang sangat pragmatis sampai kepada tujuan yang ideal. Tujuan yang pragmatis misalnya, hanya untuk mendapatkan kompensasi dari jasa atau barang yang diberikan atau dijual kepada orang lain sedangkan organisasi yang didirikan dengan pemikiran yang serius tidak hanya mendapatkan kompensasi, tetapi juga membangun sebuah organisasi yang lebih baik.

Komitmen terhadap Filosofi-Dasar Organisasi

Tidak mudah membawa sebuah organisasi ke arah yang dicita-citakan. Dibutuhkan komitmen. Seperti kata Tom Watson Junior, CEO IBM, dalam pidato di Universitas Columbia pada tahun 1962, “Filosofi dasar, semangat dan keinginan suatu organisasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pencapaian relatif, dibandingkan dengan sumber daya teknologi atau ekonomi, struktur organisasi, inovasi, dan ketepatan waktu. Semua ini sangat mendukung kesuksesan. Namun, menurut saya, semua ini dapat muncul dari seberapa kuat orang-orang dalam organisasi tersebut yakin akan filosofi dasarnya dan sejauh mana mereka menjalankannya dengan setia.

Komitmen terhadap filosofi dasar dari sebuah organisasi adalah salah satu kunci yang paling menentukan apakah organisasi tersebut akan mencapai tujuan yang dirumuskan.

Dalam prakteknya, mencapai tujuan organisasi tidaklah semudah dalam tataran ide. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Ada prinsip-prinsip organisasi atau bisnis yang harus diterapkan di dalam organisasi bila organisasi tersebut meraih tujuannya.

Kepemimpinan, kebijakan perusahaan, sasaran yang jelas, dan perangkat-perangkat lain seperti standard operating procedure (SOP) harus ada. Masih ada pengaturan pekerja dalam organisasi.

Elemen-elemen yang disebut di atas perlu dijaga dalam keseimbangan agar sasaran yang dicanangkan bisa tercapai. Bila hanya menekankan pada hasil saja misalnya, ini akan memberi pengaruh terhadap elemen lain. Bila hanya menekankan hasil, kode etik bisnis bisa diabaikan.

Menjaga elemen-elemen organiasi berada dalam keseimbangan juga tidak mudah. Persoalan dasar dalam diri manusia menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Masih ada unsur-unsur di luar diri manusia termasuk tantangan dari kompetitor, pembeli jasa atau barang, dan hal-hal lain yang tidak kelihatan.

Unsur-unsur yang tidak kelihatan ini kurang diperhatikan oleh Kaum Materialisme, yang digaungkan filosof Barat seperti Karl Marx. Bagi kalangan lain, faktor-faktor yang tidak kelihatan ini juga sangat perlu diperhitungkan.

Ada Tiga Tantangan yang Perlu Diwaspadai

Ada 3 ancaman yang bisa mengganggu keberhasilan organisasi. Ada peristiwa alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, pandemi atau musim kemarau panjang yang dapat mempengaruhi operasi bisnis. Masih ada kejahatan moral yang datang dari manusia. Satu lagi adalah kejahatan spiritual, yang tidak kelihatan.

Yang paling mendasar tentulah, mindset dari setiap orang yang ada dalam organisasi termasuk mindset pimpinan organisasi. Setiap orang rentan terhadap kesalahan.

Tidak ada orang yang baik. Seperti yang telah diungkap oleh filosof Yunani kuno, ada problem of evil (kejahatan) dalam diri manusia.

Falsafah auditor menerima fakta ini. Setiap orang adalah salah sampai ia membuktikan bahwa ia benar. Begitu falsafah auditor.

Ada pertarungan internal dalam diri manusia antara yang baik dan jahat. Jadi, banyak faktor yang menentukan berhasil tidaknya sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya.

Masih ada faktor yang paling menentukan yaitu sosok yang menentukan destini, akhir perjalanan hidup dari setiap organisasi.

Setiap peristiwa tidak terjadi kebetulan. Setiap peristiwa tidak dikontrol manusia. Oleh sebab itu, berhasil tidaknya sebuah organisasi bergantung semata-mata pada Sang Ilahi.

Manusia bisa berusaha dengan akal yang ada padanya, tetapi keberhasilannya bukan di tangan orang yang ada di dalam organisasi, tetapi pada Sang Ilahi.

Memberikan pengertian mengenai prinsip-prinsip yang berlaku bagi organisasi atau bisnis agar sasaran organisasi tercapai sangat perlu diberikan kepada pekerja.

Dengan demikian, ada kemungkinan pekerja memahami peran yang jelas di dalam organisasi dan membuat keputusan-keputusan untuk mencapai sasaran organisasi.

–0–

Pelatihan Pembenahan Kembali Budaya Organisasi (Reshaping Corporate Culture)

Business Excellence Luminance menyediakan pelatihan Reshaping Corporate Culture. Pelatihan ini memperlengkapi peserta pelatihan untuk memahami elemen-elemen penting untuk menata ulang budaya organisasi yang unggul dan meningkatkan kinerja organisasi.

Baca juga:

–0–